Jumat, 28 Desember 2012

Gali Potensi Diri


Gali Potensi Diri Anda!
Bisa Anda perkirakan berapa besar prosentasi otak kita yang telah kita gunakan? 90%, 80%, 70%, 50%?
No! Ternyata menurut sebuah penelitian ilmiah, potensi kemampuan otak manusia yang benar-benar digunakan hanya berkisar 3-5% saja. Einstein saja yang dianggap sebagai manusia jenius menggunakan maksimal 5% dari potensi otaknya. Ini yang biasa disebut pikirian sadar. Sementara 97% nya masih belum digunakan. Biasa disebut pikiran bawah sadar. Potensi luar biasa apabila kita mampu memanfaatkannya.
Bukti kerja pikiran bawah sadar yang sangat hebat, antara lain: memompa darah +/- 25,000 ltr sepanjang +/- 100.000 km pembuluh darah. 100.000x denyutan jantung perhari. Mata mampu membedakan lebih dari 10 juta warna berbeda.
Contoh kegiatan yang merupakan kolaborasi pikiran sadar dan bawah sadar, adalah menyetir mobil. Kaki kita bisa dengan ‘otomatis’ menyelaraskan kapan mengenjak rem, kopling, atau gas dan tangan kita memindahkan gigi. Semua bergerak berdasar respon yang diterima oleh mata kita. Melihat sekeliling, diolah diotak dan dikirim response untuk mengambil tindakan.
Semakin sering menyetir mobil, semakin mahir kita mengendalikannya. Jadi kuncinya adalah kebiasaan. Nah, pertanyaannya bagaimana kita membuat kebiasaan yang unggul?
Ada 3 hal dalam membuat pattern of excellent:
1. State
2. Believe
3. Identity
1. State Emotion atau biasa disebut ‘Mood’
Jaga agar mood Anda selalu dalam kondisi baik. Kalau mood sudah bagus, maka perilaku juga akan baik. Dan begitu juga sebaliknya. Untuk mejaga mood supaya tetap ok, ada trik yang bisa dicoba.
Postur tubuh. Upayakan selalu menjaga tubuh agar tegak, tidak condong ke bawah. Ada bisa rasakan kalau mood lagi tidak bagus, tubuh cenderung menekuk ke bawah.
Coba Anda bayangkan moment yang membuat Anda begitu bangga. Misal pada saat wisuda atau diangkat sebagai kepala bagian. Pada saat itu tubuh Anda tegak, mata berbinar, dan ada senyuman. Anda bisa menghadirkan moment itu bila dirasa mood sedang turun.
Atau biasakan tarik nafas yang dalam sampai dada anda mengembang. Tahan beberapa saat. Kemudian buang perlahan melalui mulut. Ulangi beberapa kali dan Anda akan merasakan rileks. Mood akan kembali up!
Trik yang lain. Pada saat mulai merasa moody, bayangkan peristiwa lucu: Tertawalah (tapi jangan ketawa sendirian didepan orang :)Tertawa itu sehat! Anda mungkin tidak pernah mendengar “Saya sedang stres nih” sambil tertawa terbahak-bahak
Kondisi emosional juga terbentuk dari ‘Internal Representasi’ . Bagaimana cara merepresenatsikan diri kita terhadp kenyataan. Karena sebenarnya manusia tidak meresponse terhadap kenyataan. Tapi merespon pada apa yang ‘tergambar dari pikiran’ terhadap kenyataan itu.
Buktinya: Pada saat Anda berjalan, 100 meter ada seekor ular. Bagaimana reaksi Anda? Umumnya takut, lari, menghindar. Karena ular tergambar dipikiran Anda sebagai binatang yang berbahaya, yang punya bisa mematikan. Sesuatu yang harus dihindari.
Bagaimana bila kenyataan yang sama terjadi pada pawang ular. Ketika 100 meter di depannya ada ular, maka dia bisa saja malah mendekat. Kemudian mengambil ular itu.
Ular tergambar dipikiran seorang pawang tentu saja mahluk yang bisa dikendalikan dengan mudah!
Nah, Bagaimana bisa satu kenyataan yang sama tapi reaksi berbeda. That’s how brian works! Merespon apa yang yang tergambar di otak kita, bukan kenyataan yang sebenarnya terjadi
Tips yang lain adalah dengan memilih pertanyaan yang berkualitas. Quality Question will give you Quality Answer!
Daripada bertanya: Mengapa bisnis saya gagal terus? dirubah menjadi: Bagaimana agar bisnis saya bisa berhasil?. Atau: Apa yang salah dengan tindakan saya? menjadi: Apa yang harus saya perbaiki dengan tindakan saya?
Belajar memilih pertanyaan yang bekualitas menjadikan tindakan Anda akan lebih berkualitas. Tindakan yang berkualitas cermin State anda yang prima.
Untuk yang ke dua Believe & Idenitity akan saya posting berikutnya.
Bagaimana Mood Anda hari ini?
http://hadi87.wordpress.com/2007/07/07/gali-potensi-diri-anda/

Selasa, 27 November 2012

1 (Satu) Jam Yang Sederhana


Pada satu hari, seorang anak kecil datang kepada ayahnya dan bertanya dengan polosnya, “Apakah kita bisa hidup dengan tidak berdosa selama hidup kita, Ayah…?” Sang ayah memandang putrinya, kemudian berkata, “Tidak mungkin, Nak..”
Putrinya kemudian bertanya lagi, “Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun…?”
Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putri kesayangannya ini.
“Oh Ayah, bagaimana kalau 1 bulan? Apakah kita bisa hidup tanpa melakukan kesalahan…?”
Ayahnya tertawa. “Mungkin tidak bisa juga ya, Nak.”

“OK Ayah, ini yang terakhir kali. Apakah kita bisa hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja…?”
Akhirnya ayahnya mengangguk. “Kemungkinan besar, bisa Nak.”
Anak ini tersenyum lega. “Jika demikian, aku akan hidup benar dari jam ke jam, Ayah. Kelihatannya akan lebih mudah menjaga dan menjalaninya. ”
***
Saudara-Saudariku yang baik, mari kita mencoba memperhatikan cara kita menjalani hidup ini, dari waktu ke waktu.
Mencoba “hidup benar” dari waktu ke waktu, dengan latihan yang paling kecil dan sederhana. Ini akan menjadikan kita terbiasa. Dan apa yang sudah biasa kita lakukan akan menjadi sifat. Dan sifat akan menjadi KARAKTER.
Saudara-Saudariku yang dirahmati Allah Ta’ala Mulai saat ini mari kita :
- Mencoba hidup 1 jam TANPA menjelek-jelekkan orang lain, kesombongan, kebohongan, dll. Lalu coba ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.
- Mencoba hidup 1 jam DENGAN kasih sayang kepada sesama, kesabaran, kemurahan hati, kerendahan hati, dan ketulusan. Lalu coba ulangi lagi untuk 1 jam berikutnya.
Satu jam memang sederhana, tapi sangat mungkin akan berarti bagi perjalanan hidup kita semua. Luar biasa! Selamat mencoba.

ZILZAAL: 1 (Satu) Jam Yang Sederhana
http://forum.viva.co.id/sosial-dan-budaya/578330-1-satu-jam-yang-sederhana.html

Rabu, 24 Oktober 2012

Perang Badar


Dua bocah menggemaskan di perang badar


Adalah putra Afra, seorang hamba sahaya yang berasal dari Bani Najjar. Begitupun ayahnya, Harits bin Rifa’ah, ia berasal dari Bani Najjar dan termasuk salah seorang di antara 6 yang masuk Islam pertama kali dari kaum Anshar di Makkah. Beliau turut dalam bai’at Aqabah pertama dan kedua.

Siapa sangka di antara pasukan Rasulullah Saw. dalam perang Badar, terdapat dua bocah belia yang, Abdurrahman bin Auf pun ketika melihatnya, mengerut dan meragukan kemampuannya. Keduanya adalah saudara kandung. Mereka bernama ‘Auf bin Harits dan Mu’awwadz bin Harits. Dengan usia yang teramat muda, mereka merapatkan diri dalam barisan Rasulullah saat berhadapan dengan kafir Quraisy.

Ketika kedua pasukan saling berhadapan di medan pertempuran, dengan semangat yang menyala-nyala ‘Auf bin Harits bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, apa yang membuat Allah tertawa melihat hamba-Nya?”

Rasulullah Saw. tersenyum teduh, lalu menjawab, “Saat melihatnya menceburkan diri di tengah-tengah peperangan, lalu dia berperang tanpa mengenakan baju besi.”

Mendengar penuturan Rasulullah tersebut, ‘Auf bin Harits tanpa berpikir panjang melepas baju besinya. Ia maju menyerbu bersama saudaranya, Mu’awwadz bin Harits. Sementara dalam suasana tengah berkecamuk pertempuran itu, tak sengaja Abdurrahman bin Auf menoleh ke samping dan melihat keduanya.

Abdurrahman bin Auf menuturkan, “Sesungguhnya aku berada dalam barisan pasukan pada waktu perang Badar. Ketika aku menoleh, aku melihat di samping kiri dan kananku ada dua orang pemuda yang masih muda belia usianya, rasa-rasanya aku belum yakin pada kemampuan mereka berdua ketika salah seorang di antaranya bertanya kepadaku dengan berbisik-bisik supaya tidak didengar kawannya, “Wahai Paman, tunjukkan padaku Abu Jahal!”

Abdurrahman bin Auf setengah tak percaya. “Wahai putra saudaraku, apa yang hendak kau perbuat dengannya?” tanyanya terheran-heran.

Ia menjawab, “Aku telah berjanji kepada Allah, jika sampai aku melihatnya, aku akan membunuhnya atau aku akan mati karenanya.”

Merasa perlu membantu bernegosiasi, saudaranya menimpali bertanya, dengan berbisik-bisik pula. Maka Abdurrahman bin Auf pun menunjuk ke arah Abu Jahal. Tanpa menunggu lama keduanya berlari menyerbu ke arah Abu Jahal seperti dua ekor elang. Keduanya menerkam Abu Jahal dengan pedangnya dan berhasil menghantamnya hingga luka parah. Namun Abu Jahal segera mengendalikan diri dan membalas menyerang kedua bocah tersebut sebelum kemudian mereka berdua, ‘Auf dan Mu’awwadz, menemui syahidnya. Sedangkan Abu Jahal sendiri jatuh tersungkur dan kemudian diinjak oleh Abdullah bin Mas’ud r.a..
http://forum.viva.co.id/sejarah/558493-dua-bocah-menggemaskan-di-perang-badar.html